Hai...Teman,

Selamat Datang Di Blogku.

Rabu, 26 September 2012

“Bagaimana Membungkam Tukang Gosip?”*

Tidak ada yang lebih disukai si Z daripada menyebarkan gossip. Dia langsung mengabari seseorang setiap ada berita “terbaru”, dan dia senang ketika mendapatkan kesempatan untuk ‘berbagai’ desas-desus tersebut, dan dia selalu melakukannya jika ada kesempatan. 

Biasanya orang yang “senang” bergosip melakukannya karena beberapa alasan berikut ini : 
1). Prilaku buruk orang lain memberinya kesempatan untuk merasa lebih nyaman dengan prilakukanya sendiri. – orang seperti ini seringkali merasa bahwa apa yang dia lakukan benar dimata dia sendiri, dan membicarakan prilaku negative orang lain merupakan suatu keharusan supaya orang-orang yang sepaham di komunitas itu tahu. 
 2). Dengan membicarakan kehidupan orang lain, dia tidak harus menghadapi masalah dalam kehidupannya sendiri. – bisa jadi orang yang suka bergosip adalah sebagai pelampiasan dari masalahnya sendiri, sehingga menganggap sifat negative orang lain itu lebih penting ketimbang masalahnya sendiri. 
3). Bergosip memberinya perasaan ‘berkuasa’. Dia tahu sesuatu yang tidak diketahui orang lain, orang lain akan datang kepadanya mencari informasi, memberinya perasaan bahwa dirinya penting. 

Susah-susah gampang memang untuk menghentikan kebiasaan orang yang suka bergosip, diperlukan strategi yang bersifat Psikologis agar prilaku buruk ini tidak menjadi ‘duri dalam daging’ dalam sebuah komunitas, baik sekolah maupun komunitas-komunitas lainnya. 

Strategi-strategi psikologis berikut bisa digunakan untuk ‘membungkam’ si tukang gosip, antara lain: 
a). Bebaskan Egoku : Berikan dia penghormatan/pujian dan perhatian, biasanya orang yang senang bergosip adalah orang yang butuh perhatian dan kasih saying dari orang-orang disekelilingnya. 
b). Momentum Internal : Katakan padanya dengan terbuka dan sopan bahwa kita tidak menyukai tindakannya yang suka bergosip, katakana dengan penuh perhatian dan kasih. Hal ini akan membuatnya berpikir terlebih dahulu jika ia ingin menggosipkan orang lain 
c.). Berikan rumor yang tidak masuk akal pada si penggosip, dia tidak akan tahu mana yang benar atau salah. Dan dia akan lelah sendiri dengan permainan gosip ini serta tidak akan dianggap serius ketika dia mencoba menyebarkan gosip. 

Menggosipkan orang lain memang bukanlah sikap yang terpuji, justru akan membuat kita tampak ‘kekanak-kanakan’ alias tidak dewasa secara mental dan rohani. Oleh karena itu jika kita tidak menyukai prilaku tertentu dari orang lain lebih baik katakan secara jujur dan terbuka, orang akan menaruh respect terhadap kita ketimbang membicarakannya dibelakang layar, ingat pribahasa ‘Mulutmu, Hariamaumu’. Berbicara dan bertindaklah lebih dewasa seiring usia.! 


*Artikel pendek ini diadaptasi dari buku How to change Anybody karya David J. Lieberman (seorang ahli prilaku manusia) dan terjemahannya diterbitkan Penerbit Serambi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar